Kamis, 11 Juni 2020

Konsep “Law As a Tool Of Social Engineering” dalam Penanganan COVID-19



Konsep “Law As a Tool Of Social Engineering” dalam Penanganan COVID-19

            Penanganan COVID-19 memerlukan langkah yang cepat dan tepat dalam upayanya memutus rantai pandemi COVID-19. Oleh karena hal tersebut Pemerintah yang dalam hal ini Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk peningkatan penegakan hukum sebagai bentuk pendisiplinan masyarakat saat pandemi COVID-19. Hingga kemudian pemerintah tidak memilih opsi Lockdown karena beberapa alasan ekonomi, kedisiplinan dan beberapa lain hal, namun pemerintah memilih opsi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebagai langkah kebijakan penanganan COVID-19 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 ( Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6487), yang kemudian diatur lebih lanjut pada Permenkes 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan penanganan COVID-19. Definisi PSBB dalam Permenkes 9 Tahun 2020 yaitu pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

            Sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk memastikan keselamatan dan keamanan seluruh rakyat Indonesia dari pandemi COVID-19 ini, dan diperlukan kesadaran pula dari diri pribadi masing-masing masyarakat Indonesia agar terhindar dari serangan virus mematikan ini. Namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang memiliki kesadaran akan hal tersebut. Sehingga pemerintah memiliki peran penting karena memiliki legitimasi untuk mengeluarkan hukum sebagai bentuk upaya pendisiplinan serta bentuk penyelamatan masyarakat itu sendiri dari pandemi virus ini. Karena memang fungsi utama hukum adalah untuk melindungi kepentingan dari masyarakat. Namun menurut Rescoe Pound fungsi utama hukum adalah juga sebagai bentuk rekayasa sosial. Hukum tidak hanya dibuat untuk kepentingan masyarakat namun juga dibentuk sebagai sarana social control atau kontrol sosial yang pada implementasinya berorientasi pada arah perubahan yang diinginkan. Sehingga konsep yang dikemukakan Rescoe Pound yaitu “Law as a Tool Of Social Engineering” (Pound, 1997) merupakan sarana yang ditujukan untuk merubah atau sarana pembaharuan pola perilaku dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat menuju arah pembaharuan atau perubahan yang telah disepakati.

            Apabila mengacu pada konsep Rescoe Pound tersebut PSBB yang diterapkan pemerintah sebagai upaya percepatan penanganan pandemi COVID-19 ini merupakan bentuk kontrol sosial kepada masyarakat dengan membatasi berbagai kegiatan tertentu yang biasanya dilaksanakan secara normal namun pada saat diberlakukannya PSBB ini harus mentaati protokol dan aturan yang berlaku, hingga ada beberapa kegiatan yang deberhentikan pada saat PSBB diberlakukan. Hal ini merupakan bentuk rekayasa sosial dimana agar masyarakat tidak melakukan berbagai kegiatan yang membuat kerumunan yang sangat dimungkinkan memicu terjadinya penyebaran COVID-19. Kemudian dari hukum sebagai bentuk rekayasa sosial tersebut akan mengubah perilaku dan nilai-nilai sosial di masyarakat yang sebelum adanya pandemi virus ini boleh melaksanakan aktivitas kerumunan namun dengan adanya pandemi virus ini dan diterapkannya hukum sebagai rekayasa sosial yang dalam hal ini PSBB, masyarakat harus berjaga jarak dengan orang lain (physical distancing) serta mengurangi berbagai aktivitas diluar rumah dan sebagainya. Salahsatu perubahan nilai-nilai sosial yang dialami mahasiswa salahsatunya aktivitas perkuliahan yang dilaksanakan melalui daring menggunakan berbagai aplikasi video call, juga aktivitas Seminar yang dilarang dilaksanakan sekarang diganti istilahnya untuk menghadapi kondisi ini menjadi Webinar (Web Seminar).

            Namun hukum sebagai sarana rekayasa sosial tersebut memiliki beberapa masalah dan hambatan yang dinamakan Gunnar Myrdal (Myrdal, 1970) sebagai soft development, dimana hukum yang dibentuk sebagai sarana rekayasa sosial tersebut tidak efektif karena ada bebrapa faktor yang menghambat dan menghalangi kelangsungan dari keberlakuan hukum tersebut. Beberapa faktor diantaranya yaitu berasal dari pembentuk hukum, penegak hukum, golongan dalam masyarakat dan lain-lain. Dalam pelaksanaan PSBB masih banyak evaluasi yang sangat perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya sebagai penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia. Contohnya saja di Surabaya yang sudah menerapkan PSBB dari 28 April 2020 sampai saat ini tanggal 8 Juni 2020 jumlah pelanggar PSBB mencapai 21.380 pelanggaran (m.detik.com/8 Juni 2020). Dari tidak menggunakan sarung tangan , masker serta tidak menerapkan phisical distancing. Hal tersebut menandakan bahwa penerapan hukum sebagai sarana rekayasa sosial masih terdapat halangan dan hambatan sehingga perlu dilakukan identifikasi karena hambatan-hambatan tersebut menjadi sebuah kelemahan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dan disepakati melalui penerapan hukum.

 

Daftar Pustaka

 

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19

Permenkes 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB dalam rangka Percepatan penanganan COVID-19.

Myrdal, G. (1970). The Challenge of World Poverty. New York: Vintage Books.

Pound, R. (1997). Social Control Through Law. New Jersey: New Brunswick.

https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-5045065/pelanggar-psbb-surabaya-raya-capai-21380-terbanyak-tak-pakai-sarung-tangan

 

 

 

 


Jumat, 24 November 2017

NASKAH DRAMA BAHASA JAWA "BALEKNO ANUKU"

Adegan 1
Kunti 1       : (nyanyi)
Pocong                 : ( teka marani kunti melu nyanyi)
                   “Kunti lan Pocong gelutan, Pocong kalah”
All              : ( teka marani kunti 1 lan pocong )
Genderuwo : “Wewewe sett... toppp sett...topppppppp” (slow motion). Wee guling kok dekek ngisor iki, iki piye karepe guling gawe turu”.
Pocong                 : “ WooOOYY aku gudhuk guling” (mempeng)
Genderuwo           : “Wew guling iso ngomong”. (kaget)
Kunti 2                 : “Hahaha genduruwo iki pancene ngawur, iku duduk guling ndul. Iki iku lontong”
Tuyul                   : “ wadohh dikeki kupang enak iki”
Pocong                 : “ tambah lontong kupang iki yooposeeeeeeeee”
Kunti 3                 : “ wes wes ojok ribut ae!! Iki onok seng ndelengi laptop ndelok awakdewe. Gaenak nek gelut”
All              : “loiyooo halooo Assalamualaikum halo halooooo”
All              :” kito sedoyo saking kelompok545675765 badhe nampilake ludruk sing judule “BALEKNO ANUKU”  (perkenalan) sugeng mirsani!!!!!!!!!
                   (lungo kabeh ninggalake pocong)
Pocong                 :” loh loh loh piye toh iki, aku kok ditinggal wooii aku durung perkenalan loooo!!! Assszzzhhh yowes tak perkenalan dewe (perkenalan)”


Adegan 2

Pocong                 : “ Ya Allah angele dadi pocong(ngenes) , ngadek uangel , lungguh angel , mlaku kudu mencolut terus , malah nek wes kebelet ngeseng iki wuuhh rasane ibarat koyok dijemput malaikat maut”
Figuran                 : “ juangkrikk kon iku wes bongko”
Pocong                 : oiyayayaaahh hihihihihih lupaaahh
Genderuwo : “ lapo se mbendino kok ngersulo ae”
Pocong                 : “ yo wes ngene iki takdire kaum pocong, opo opo angel”
Genderuwo           : “ hahahahahah yo biyen pas mari mati pembagian profesi setan lapo milih pocong lo”
Pocong                 : “ lha yoopo biyen tak pikir pocong iku sangar, bedo dewe stylish and trendy for the tomorrow land and everybody hands up yo”
Genderuwo : “ ngomong oposeeee, joko tarub numpak gethek gak nyambung pek”
Pocong                 : “ ono bencong njebur sawah , wonge antep koyok sapi = jadi pocong oleh susah, tapi kudu tetep hepi”
Genderuwo : “ boleh juga hahahahah”
                             ( tuyul teko)
Tuyul : “Assalamu’alaikum”.
Pocong : “Wa’alaikum salam”.
Tuyul : “Opo riko isok tak ajak panton”
Pocong : “Isok maneng yul angger onok sing nonton”.
tuyul  : “Kerikil....”
Pocong : “Keri-keri nak sikil”.
Tuyul : “Keringet.....”
Pocong : “Keri-keri etor anget”
Tuyul : “Keripek....”
Pocong : “Keri-keri nak emmmmplolololololol”

Tuyul          : “ loh piye toh iki kok gak dlianjutno , ayo dibaleni”

Tuyul : “Keripek...”
Pocong : “Keripek.... Gedang”.
Tuyul : “Godho telo”.
pocong : “Dibagi roto”
Genderuwo : “ opo seee kok gak nggenah ngene, kene yul karo aku”
Tuyul : “ yo ayo see”

Tuyul          : “Assalamu’alaikum”
Genderuwo : “Wa’alaikum salam”
Tuyul  : “Opo riko gelem nerusake panton”
Genderuwo : “Gelem maneng Bas angger onok sing nuntun”
Tuyul  : “Seter...”
Genderuwo : “Singset isok monter”
Tuyul  : “Ruda”
Genderuwo : “Loro kudu podo”
Tuyul  : “Garbu”
Genderuwo : “Nek gak sigar gak isok melbu”.

Pocong : “ walaah kok malah gak nggenah ngene wo wo”
Tuyul          : “ yo awakmu kabeh iku gak nggenah”
Genderuwo : “ hahaha sepurane a yul”
Tuyul          :  “ he stop stop kau mencuri hatikuuu “
                             ( nyanyi joget)
Tuyul : “ he malah senam, aku iki kate ngomonggg”
Genderuwo : “ ngomong oposeee”
Tuyul : “ iki onok kabar apik kanggo pocong’
Pocong : “ kabar opo yul?”
Tuyul : “ iki desane awakdewe arep ngadakake acara sing jenengeeee emmmm emmm lali aku sumetan masal emmm suniman masal embo wes lali, kono takono pak rt wae nek pengen eroh kabare”
Pocong : “ancene pikun kon ikuu, yowes aku tak nang pak rt Assalamualaikum”
GD TY : “waalaikumsalam”
Adegan 3
(ing daleme pak RT)

Pocong : “Assalamualaikuuuummm, pak erteeeeeee kulonuwunn nuwunsewuuu kulo njalook. Endi see suwene gak metu metuu”
                   (ngetuk pintu nganggo ndase)
Pak RT : “(mbuka pintu)”
          (grobyaaaak pocong njungkel)
Pocong : “Aduuuhhhhh ssaaaaa.....kiiiitttttt, ngiluuuuu ahhhhh
Pak RT       : “pocongg ????? (kaget) ana opo toh ?
Pocong        : “Sampeyan niku pak...pak, pegel cangkem kuwi bengak bengok !”
Pak RT       : “Sepurane toh, aku mari ngotori tanah air”
Pocong        : “He opoo ??”
Pak RT       : “ngeseng-ngesengggg. Ana opo se bengak bengok mrene ?”
Pocong        : “Iki mau jare tuyul desa kene arep ngadakake acara...??? Acara opo toh pak ?”
Pak RT       : “Oalahhh.. sunataan masal cong. Ahhh yooo se iki cocok kanggo kowe, kowe lah durung sunat toh ? tak daftarke yo ?”
Pocong        : “haa ?? sunat iku opo pak ?”
Pak RT : “Piye toh kowe sunat gak ro”.
Pocong : “Loh ancen aku ra ngerti pak ?”
Pak RT : “ Sunat kuwi manuk sing dikethok”.
Pocong : “Oh... manukkkk, iyoo iyoo wes daftarno aku pak rapopoo”
Pak RT : “ yowes sek, tak catete. Jeneng lengkap mu sopo cong?”
Pocong : “Supocongan mlakuningratan”
Pak RT : “lahir mu neng ndi?”
Pocong : “ujung aspal pondok gede”
Pak RT : “ yowes data selanjute, pas hari h wae, ndang kono manuk mu di poles lan siapno”
Pocong : “ siap pak reteeee”


Adegan 4

Kunti 1 : “hiiihh hiiihhh ihhhh lemot bangeedt nich hp gueh” (ngutek utek hp)
                             (datanglah kunti 2)
Kunti 2 : “ kenapaa lu? (nenteng2 hp ne)”
Kunti 1 : “iki loo hp ku redok lemooo……heiiii hp mu anyar yo iki”
Kunti 2 : “azzzhhh ngerti wae sampean”
Kunti 1 : “ kene kene nyeleh sediluk”
Kunti 2 : “ ojo suwi suwi arep tak gawe iki”
Kunti 1 : “ iyo iyoooooooooo”
                   *beberapa tahun kemudian*
Kunti 1 : “ nyohh hp mu batere ne kari 10% hehe suwon”
Kunti 2 : “loooohhh kok isooo”
Kunti 1 : “ heheee krimen foto ku sing nang hp mu yo”
Kunti 2 : “sing endii??”
Kunti 1 : “yo kabeh laah”
                   *hp ne full fotone kunti 1”
Kunti 2 : “byuhh byuuhh ya Allah rusak iki hp anyar ku kebek fotomuu”
Kunti 1 ; “halahh titik aelo fotonee”
Kunti 2 : “awas kowe yooo”
                   (teko kunti 3)
Kunti 3 : “heh heh ono opo iki kok podo rebut”
Kunti 2 : “ kuwi lo ngawurr cah kuwi”
Kunti 1 : “ aku foto tok wae raolehh”
Kunti 3 : “ wes uwesss ojo gelut, kene ayo selfie bareng wae yo” *ckrik ckrik*

                             *ing dalan*

Genderuwo : “aduh duuh wetengku luweh rek, tapi ora duwe duit. Lha kuwi lak para kunti, oiyoo si kunti 1 lak duwe utang nang aku, tak tagih ah”                 
                             *marani para kunti*
Genderuwo : “Assalamualaikum wanita wanita idaman para pria yang wajahnya tampan tetapi penuh kerutan”
Kunti All : “waalaikumsalam wahai pria yang ganteng kegeden weteng, raiso anteng lan raine peteng”
Genderuwo : “masya Allah nyelekit, heh heh kunti 1 kene bayar utang”
Kunti 1 : “njaluko kunti 2 yo, duit ku di seleh dee”
Genderuwo : “yow is, heh kunti 2, bayar utange kunti 1”
Kunti 2 : “duitku yo durung dibalikno karo kunti 3, njaluko kunti 3 yo”
Genderuwo : “ azzh kunti 3 bayar utang!”
Kunti 3 : “lah kowe lak yo nyeleh duitku pisan se wingi, balikno kene”
Genderuwo : “hadoooohhhhh !!!!! mbo wes, he para kunti, kanca ne awakdewe pocong arep melu sunatan masal, teko yo!”
Kunti 2 : “akhirnyaa masa kedewasaannya akan segera tiba”
Adegan 5

Mbak e pocong : “buuuk pocong pundi buk?”
Ibuke pocong : “dolan karo kancane paling nduk, nyapo?”
Mbak e pocong : “niki bocahe nge-path”
Ibuke pocong : “ haaahhh ngepet??? Ya Allah anakkuu duso naaakkk!!!
Mbak e pocong : “ looh buk guduk ngepet buk, nge-path buk sosmed anak gauul”
Ibuke pocong : “opo maneh kuwi, nyaopo si pocong”
Mbak e pocong : “ iki jarene bocahe update status jarene arep melu sunatan masal buk”
Ibuke pocong : “ hah tenanan?? Alhamdulillah, areke kongkon mulih saiki cepet!”
Mbake pocong : “ nggih buk”


Adegan 6

Pocong : “Assalamualaikum, wonten nopo buk?”
Ibuke pocong : “waalaikumsalam, walah le leee kok ora ngomong disik nek melu sunatan masal, ibuk seneng ngene iki. Wes ayo tak adusi kembang disik”
Pocong : “loh loh kok aku di adusi kembang toh buk? , kan manuk e sing di kethok”
Ibuke pocong : “ wes ayo ora usah akeh cangkem.”
Pocong : “loh loh bukkk”
                             *pocong diadusi kembang*

Adegan 7

Hari – H sunatan masal

(persiapan acara )

Pak RT : * pidato*


Adegan 8
Persiapan kangge pocong
Pocong : “ bro, maringene aku diceluk bro. entenono diluk ya”
Genderuwo : “ iyo cong, bismillah disik. Gak loro kok disunat”
Pocong : “loh lha lapo loro yoan, kan sing disunat manuke guduk aku”
Tuyul : “ iyo cong mengko nek pas disunat rileks wae rausah tegang yo”
Pocong : “ lha lapo aku tegang se yul, sing disunat lak manuke see. Yoopo se wng wong iki kok gak jelas kabeh”

*pocong monggo langsung sunat”

Pocong : “ inggih mbak sebentar nggih”
All : “ yeeee poconggg semangaat kamu bisaaa ora loro congg”
Pocong : “nyapo toh wong wong iki alay.” (njupuk manuk kicau sak kurungane)
All : “looohhhhhhh”

Genderuwo: “ loh cong gawe opo manuk kuwiii cong??”
Tuyul : “maksudmu opo cong nggowo manuk sak kurungane kuwi”

Pocong : “ lo piye toh, jarene sunat iku manuk sing di kethok. Nah iki aku wes nggowo manuk e, ayo ndang di kethok”
Genderuwo : “ subhanallah congg, guduk iku maksudeeeee”
Pocong : “ laha terus opo loo?”
Genderuwo : “maksude manuk sing ora iso miber congg”
Pocong : “ hah, manuk opo raiso miber?”
All : “ yo manuk mu ikuuuuuu”


Pocong : “haaaaaahhh!!! Yo emooooooooooooo !!!!! mlayuuuuuu


                                                The end


DEFINISI POLITIK MENURUT SOSIOLOGI

DEFINISI POLITIK
            Politik ialah suatu hal yang digunakan oleh suatu sistem untuk melakukan kegiatan pemerintahan demi terlaksananya keputusan yang disepakati agar mencapai tujuan bersama. Dan politik akan menimbulkan suatu interaksi antara pemerintah dan masyarakat di wilayah tertentu yang disebut dengan demokrasi. Pemerintah disini merupakan lembaga yang berwewenang menyelenggarakan tugas negara dan berkuasa atas pembuatan, penerapan, dan penegakan peraturan dan kebijakan umum. Oleh karena itu tindakan yang dilakukan lembaga pemerintahan tidak lepas dari yang namanya politik. Namun, pemerintah hanyalah unsur politik yang ada dalam berjalannya proses politik. Seperti pendapat yang dikemukakan Ramlan Surbakti, apa saja yang dilakukan lembaga-lembaga pemerintah dapat dikategorikan sebagai politik, tetapi politik tidak terbatas pada kegiatan lembaga pemerintah (Surbakti, 2010). Begitu juga dengan masyarakat, yang berinteraksi dengan pemerintah, seperti kegiatan pemilihan pemerintah atau wakil rakyat. Dan juga pengiriman petisi kepada pemerintah, hal ini merupakan contoh interaksi antara masyarakat dengan pemerintah yang disebut dengan demokrasi.
 Interaksi juga berkaitan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik yang telah disepakati demi tujuan dan kebaikan bersama. Seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat yang memengaruhi pelaksanaan keputusan dan proses berjalannya politik.keputusan politik yang telah disusun oleh pemerintah tidak jarang menuai perdebatan publik, namun semua pihak harus bisa menyepakati bahwa keputusan politik harus mengedepankan kebaikan berbagai pihak atau kepentingan publik. Terutama masyarakat yang sebagai pihak untuk menaati keputusan politik. Keputusan politik yang disangkutkan oleh seluruh elemen bangsa dan negara diatur dan dibuat oleh pemerintah nasional. Dan keputusan politik yang menyangkut hanya di suatu wilayah, diatur dan dibuat oleh pemerintah daerah atau provinsi. Dalam sistem pemerintahan daerah atau provinsi mempunyai kewenangan untuk membuat keputusan politik yang hanya berlaku di daerahnya saja. Hal ini membuat perbedaan keputusan politik diantara tiap tiap sistem pemerintahan di daerah atau provinsi.
 Keputusan politik yang dilaksanakan secara baik dan benar akan menimbulkan berbagai dampak terhadap pola kehidupan masyarakat. Dengan suatu putusan politik memungkinkan memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat. Namun, dengan suatu putusan pula kelompok atau anggota masyarakat tertentu ada yang merasa dirugikan atau tidak diuntungkan. Mereka tentu berupaya mendesak pemerintah untuk mengubah keputusan politik yang ada atau membuat mereka lebih diuntungkan dengan kebijakan politik tersebut. Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa politik dapat menjadi pemicu datangnya suatu konflik dan bisa juga menjadi peredam datangnya suatu konflik.
“Pada dasarnya manusia itu mementingkan dirinya sendiri dan bersifat rasional. Oleh karena itu, secara alamiah manusia cenderung berkonflik dengan sesamanya. Sifat mementingkan diri sendiri tampak dalam persaingan memperebutkan perolehan atau kekayaan, ketidakberanian demi keselamatan, dan kemuliaan demi reputasi (Hobbes, 1957) .
Maksud dari pendapat Hobbes tentang manusia bersifat rasional dikarenakan manusia memiliki akal untuk mengungkapkan argumentasi. Hal ini membuat manusia saling bertukar pendapat apa yang menurutnya baik bagi dirinya sendiri ataupun bagi kepentingan kelompok. Sifat rasional manusia inilah yang menyebabkan konflik. Disinilah fungsi dan peran pemerintah akan teruji. Karena pemerintah harus bisa menciptakan perdamaian di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah berwenang mutlak atas politik agar bisa memelihara perdamaian di antara masyarakat dan menjadikan masyarakat itu taat dan tertib sosial. Hal ini juga tidak dimaksudkan untuk terlalu membatasi masyarakat, tetapi untuk mencegah terjadinya oknum di masyarakat yang bertindak bebas dan merugikan masyarakat. Karena kebebasan individu harus dijaga dan diawasi oleh kewenangan mutlak pemerintah. Seperti pendapat Thomas Hobbes, Warga masyarakat hanya memiliki hak untuk diwakili dalam pemerintahan dan mereka tidak memiliki hak untuk berperan serta dalam pemerintahan (Hobbes, 1957).

Politik mengajak akal manusia untuk berfikir dan membicarakan berbagai hal yang mengenai tujuan bersama yang telah disepakati dan menggalangkan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan bersama tersebut. Oleh karena itu, politik sangat berguna bagi proses penyelenggaraan negara agar menciptakan integrasi bangsa. Perlunya penyampaian informasi tentang politik dari pemerintah kepada masyarakat supaya pengetahuan politik merata di setiap kalangan masyarakat. Namun, harus sesuai dengan bahasa yang dipahami oleh masyarakat. Dengan demikian segala keputusan dan kebijakan pemerintah dapat tersampaikan maksud dan tujuannya sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik. Di sisi lain masyarakat akan menjadi lebih bisa menjalankan demokrasi dengan baik sehingga politik dapat digunakan untuk terus mengkaji, memeperbaiki dan memperbaharui keputusan dan kebijakan pemerintah secara terus menerus.

GENERASI ASAP ROKOK

GENERASI ASAP ROKOK

LATAR BELAKANG MASALAH
                                  Pelajar adalah aset bangsa yang perlu dididik menjadi manusia yang berkualiats secara jasmani dan rohani. Kemajuan suatu bangsa sangat tergantung pada generasi penerusnya. Jika generasi mengalami kebobrokan  moral dan perilaku, maka bangsa tersebut berada di ambang kemunduran. Kebobrokan  moral dan perilaku para generasi penerus bangsa Indonesia juga menjadi permasalahan serius di Indonesia. Salah satu perilaku yang merusak generasi penerus bangsa adalah salahsatunya yaitu merokok.fenomena merokok di kalangan pelajar bukan pemandangan yang asing lagi. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Merokok termasuk dalam hal yang buruk. Dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena karena menyebabkan kanker hingga menimbulkan kematian. Terlebih diketahui sebagian perokok adalah remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Sehingga diperlukan adanya pencegahan dini. Para perokok remaja ini merasakan nikmatnya merokok begitu nyata, sammpai dirasa memberikan rasa menyegarkan dan menenangkan sehingga setiap harinya harus menyisihkan uang sakunya untuk membeli rokok. Dan juga, mereka menganggap bahwa merokok adalah merupakan ciri kejantanan yang diwajibkan, jika mereka tidak merokok maka akan diejek. Namun mereka sadar bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa harus adanya tindakan untuk menghindari generasi selanjutnya lebih bobrok lagi.




PERMASALAHAN
        Merokok juga dapat menurunkan daya tangkap, dan psikomotor seseorang. Hal ini tentu membahayakan para pelajar yang masih membutuhkan banyak ilmu pengetahuan. Seperti di SMAN 4 Sidoarjo, kerap kali dijumpai siswa yang merokok, mereka merokok bersembunyi di area sekolah ataupun luar sekolah. Seperti di parkiran sekolah. Yang sangat disesalkan adalah mereka masih menggunakan seragam sekolah saat menikmati batang rokok, padahal di daerah tersebut banyak warga sipil dan anak-anak. Hal ini tentu sangat mencoreng nama baik sekolah dan menurunkan reputasi sekolah.
TUJUAN
·       Mengetahui persepsi dan perilaku merokok di kalangan pelajar SMAN 4 Sidoarjo
·       Membuat siswa smanivda menyadari bahaya nya merokok.
·       Mengetahui tingkat kesehatan siswa smanivda.
·       Siswa Smanivda yg sehat jasmani dan rohani
MANFAAT
·       Mengurangi jumlah perokok di kalangan pelajar Smanivda
·       Dapat meningkatkan citra baik smanivda
·       Siswa dapat menggunakan uang saku untuk hal yg lebih bermanfaat
·       Mengurangi jumlah polusi udara.





ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Langkah serius dan sosialisasi harus segera dilakukan agar menghambat kuantitas perokok di kalangan pelajar smanivda. Dikarenakan efek samping dari merokok tidak terlihat secara kasat mata, tetapi masih terdapat ciri2 yg bisa diamati. Maka diperlukan bantuan penanganan khusus oleh bidang kesehatan untuk membantu menangani permasalahan ini. Ditambah dengan lebih diperketat peraturan sekolah. Dan lebih di aktifkan lagi penegak disiplin sekolah di smanivda.

RENCANA AKSI PEMBERDAYAAN
Membuat peraturan khusus yang mengatur tentang larangan siswa untuk merokok, dibuatkan sanksi yang lebih jelas, tegas, nyata, dan permanen. Kemudian di sosialisasikan kepada seluruh siswa. 1-2 bulan setelah diadakan sosialisasi, diadakan cek kesehatan tahap 1 ke seluruh siswa dengan bantuan dokter gigi dan juga dokter yg ahli dibidang ini. Kemudian hasil dari data siswa yg ketahuan perokok ditandai dan diberi penyuluhan oleh pihak BK untuk segera berhenti merokok dan merubah sikap. Diberi kesempatan selama 4 bulan untuk berhenti merokok dan membenahi diri. Setelah 4 bulan, diadakan cek kesehatan tahap 2 secara 

NASKAH DRAMA BAHASA JAWA "NAKAL DISIK BARU SUKSES"

NAKAL DISIK BARU SUKSES

Alkisah ing sma negeri 4 sidorejo ana bocah sma nakal lan ora iso diatur, kanca2ne podo wedi kabeh. Nanging ana bocah wadon anyar pindahan saking Jakarta,. Lan bocah nakal kuwi atine kepincut lan tresno marang cah wadon kuwi. Apa bocah nakal kuwi tresno tapi tetep nakal ? monggo kita saksikan di TKP.
Yudha: Jula-juli / dagel
Yudha : “ arep nyapo kowe?”
Abidin : “kowe wis siap ulangan ta? Dina iki ulangan bu guru sing paling medeni sak Indonesia raya”
Yudha : “tenang, aku mesti siap menghadapi ulangan”
Abidin : “loh kowe wis sinau gawe ulangan yud?”
Yudha : “ini dia……”(nyiapno trik gawe nyontek)
Abidin : “ ya Allah yud ora apik ngono kuwi”
Yudha : “wes ta kowe meneng ae, tutno wae trik ku iki”
Abidin : “ aku ora gelem yud”
Yudha : “westa daripada kowe oleh biji elek terus ora munggah sekolah terus ora lulus terus pengangguran terus ora mangan terus mati opo gelem kowe?”
Abidin : “ oiyayaa yowes lah”
Yudha : “tuhh iki aku wes siap repekan lan kunci jawaban, aku iki repek mania”
Abidin: “oh oke sip sip, lha aku piye?”
Yudha : “ tenang wae aku masio bocahe ngene diriku tak pernah melupakan yang namanya teman, nah iki repekan ono siji tak deleh gulu ku kowe kari ndeleng wae, ngkok iki yo jawaban e iso tak kekno awakmu ”
Abidin : “wooh mantab sip”
Yudha : “ ada lagi bro siji maneh, aku arep nggawe gurune mules mules”
Abidin : “loh yud ojo yud ojo ngawur, aku ora melu melu”
Yudha : “yo kowe jelas melu, wong kowe melu ndelok”
Abidin : “oiyaya yowes lah”
                                                Tiba tiba ana saudara kembar teko
Yogita/ike : “Assalamualaikum” (lagu)
Yudha/abidin : “waalaikumsalam”
Yogita/ike : “ Opo koweee koncoku sak kelas?”
Yudha/abidin : “awakdewe koncomu sak kelas”
Yogitaa/ike : “opo kowe ora kroso panas”
Yudha/abidin : “piye ra panas nang awakmu ono kadas”
Ike : “heh ngawur kowe, ngarani aku kadasen. Iki kurap guduk kadas ndul”
Yogita : “ngawur pisan kowe, iki kurap”
Yudha : “Ya Allah ternyata teman kita ini perhimpunan pkk”
Abidin : “ lho kok perhimpunan pkk?”
Yudha : “perempuan himpun badan panu kadas kurap”
Yogita : “ooooo kurang ajar”
 Abidin : “ wis wis piye kowe, opo wis sinau gawe ulangan?”
Yogita : “waduh awakdewe mang bengi maca novel paklan wuuuu so sweet bangetttt”
Ike : “membuat kita ngefly”
Yudha : “ guaya ne saiki pecel paklan iso nggawe buku novel, wes bosen ndeplok kacang bee”
Ike : “ guduk paklan pecel dul, kamu itu nggak kekinian banget sih”
Yudha : “tenang wae selain repekan aku yo duwe kunci jawaban lo”
Yogita/ike : “ aku gelem aku gelem”
Yudha : “ duit dulu dong”
Abidin : “ mesti arek siji iki , yowes yowes iki awas sampek salah yo kunci ne”
Ike Yogita : “iyo awas sampek salah”
Yudha : “ tenang wae, dijamin tembus lan ngerembes”
Yogita : “awas lo yo”
Akhire guru sing diwedeni teko
Yudha : “ woi woi gurune teko guru ne teko”
Abidin : “iyo ayo cepet lungguh”
Debora : “kalian sengaja ya kayak gini”
Murid : “ ENGGAK BU GURUUUUU”
Debora : “ selamat pagi anak anak, udah siap hari ini”
Murid : “pagi buuu”
Yudha : “ BERSIAPPPP!!!!” “BERDIRII”  “ BERI SALAM” “BERI HORMAT” “BERI TEGAK” “ BERI DUDUK” “PERIKSA KUKUU”
*KUKU NE BOCAH – BOCAH DI PERIKSA BU GURU*
Yudha : “wuhhh ya Allah mubadzir iki ora di deleng” (sambil ngevideo gurune)
Debora : “loh heh heh yudha nyapo dulinan hp kuwi?”
Yudha : “ liat jam buukkk”
Debora : “macem macem kamu sama saya”
Yudha : “ mboten buuk”
Debora : “ anak anak sak niki belajarnya di uji, hasil e nentuake belajare sampean, naik opo mboten ing semester 2 , oke kerjakan soal sing gampang disik. Ojo lali isi nama lengkap, kelas , alamat, hobi , cita cita, kata mutiara”
Yudha : “niki ulangan nopo ngisi buku kenang2an buk?”
Debora : “ lho terserah saya dong, saya gurunya”
Yudha : “ nggih buk “
Debora : “ oke niki ulangane bu guru bagi , jangan buka dulu sebelum bedug maghrib”
Yudha : “niku lak buka puasa toh buk”
Debora : “terserah saya , saya gurunya . oke monggo di kerjake mboten pareng nyontek , waktune 60 menit”
Murid : “iyaa buu guruuuuuu”
                                                *murid2 pada nyontek kabeh”
Debora : “kerjakan dewe2 ojo nyonto, ayo ngadep soale dewe dewe”
Murid : “nggih buuuu”
Debora : “ kalau sudah di periksa kembali”
Yudha : “, Bu guru niku wonten wedang monggo diunjuk”
Debora : “sinten sing nggawe niki?”(sambil ngunjuk wedang)
Yudha : “saya buuk, ini pake obat mules ini buk”
Debora : “loooooohhhhhhhhh”
Yudha : “maksude saya abis mules buk terus bikin itu buat ibuk biar nggak keikut mules”
Debora : “ohhhh matur nuwun”
Debora : “aduh wetengku kok ngene ya “ (sambil nyekeli wetenge sing mulai mules)
Yudha : “rek rek mulai bereaksi, mulai belecetan iku”
Debora : “anak anak bu guru arep ning kamar mandi, aja pada nyontek”
Yudha : “YEESSSSSSS!!!! Waktunya mencari jawaban”
murid2 nggoleki kunci jawaban ing meja guru, lan akhire nemu.
Tapi ketauan karo bu guru
Debora : “heh heh heh nyapo kuwi”
Yudha : “(apen apen maca uud1945)”
Debora : “heh iki duduk wayahe upacara nyapo kowe maca uud? , oooo ketauan nyonto yaaa, oooo pada nakal2 yo bocah kelas iki. Yowess, biji ulangane kelas iki tak gawe elek kabeh” (karo njupuki ulangane murid) , bu guru pamit
*bu guru metu kelas
Abidin : “aduuhh piye ikiiii”
Yogita : “yudha kuwi looo piye iki”
Yudha : “kok akuu?”
Ike : “yo awakmu sing marai awakdewe oleh biji elek di cap nakal pisan karo bu guru”
Yudha : “oke tenang semua” (mbalekne duwik e kanca2ne)
Abidin : “opo iki kok mbok balekno”
Yudha : “iki duwekmu kabeh tak balekne, aku luweh lan arep menetralisir otak , aku arep tuku pecel reggae lan tuku es sing tante sayang jahat , Assalamualaikum”
Yogita : “loh loh piye to cah iki”
Ike : “doh mangkel aku karo bocah nakal kuwi”
 Yogita : “wes kene aja nyedaki yudha maneng, bocah nakal “
Abidin : “iyo marai biji ulangane awakdewe elek”
            *tiba tiba ana arek anyar mlebu kelas kalih bu suteli kang wis sepuh*
Ike : “ehh sopo kuwi?”

Eli : “Heeh aku mbok tinggal iki piye toh nak”(nada wong sepuh)
Lia : “abis ibu eli jalannya lama banget”
Eli : “ bu eli cepet sakjane tapi sikile kurang dowo, ojo macem macem jaman nom e bu eli iki pelari marathon”
Abidin : “wihh pirang kilo bu”
Eli : “100”
Yogita: “100 kilometer bu?”
Eli : “100 kilogram”
Yogita : “jiaaah kula pikir 100 kilometer buk”
Eli : “biyen pas bu eli mlayu marathon, mesti di deleng karo pacare ibu”
Abidin : “Loh sinten namine pacare bu?”
Eli : “ALIANDONO BIN SUPENO , tapi bu eli di selangkangin”
Lia : “selingkuhin buk”
Eli : “iyo kuwi maksudku, terus bu eli loro ati nak ora kuat(sedih,nangis) , terus bu eli update status pas kuwi”
Abidin: “status napa bu”
Eli : “GALAU”
Yogita : “wadoh bu eli gaul pwol”
Eli : “wes wes , niki ana murid anyar anak anak saking jakarta , namine…….. sinten namine nak?”
Lia : “name kula LIA buk”
Eli : “ohh nggih , namine LILA”
Lia : “Lia buk”
Eli : “ohh, LIAR”
Lia : “LIAA BUUUUUKK”
Eli : “ohhh LIA, nggih nggih monggo ndang golek lungguh nak . Anak anak dadi kancane ALI sing apik nggih”
Murid : “LIA BU GURUUUUU”
Eli : “ohh nggih niku, bu guru tinggal nggih Assalamualaikum”
*lan pada kenalan kabeh karo lia,lan ngehasut lia supaya ngadohi yudha , amarga bocahe nakal*
*Terus yudha sing telat kaget ana cah ayu anyar ing kelase lan yudha tresna, yudha nyedaki lia terus amarga tresna, tap lia ora gelem, soale jarene kanca2 ne yudha iku cah nakal”
Yudha : “nyapo kowe kok ngadohi aku terus toh? Salahku opo?”
Lia : “kowe cah nakal aku ora gelem cedak kowe”
Yudha : *jula juli* , aku pancen bocah nakal tapi aku isih duwe sisi becik ing atikku. Kowe pada ora seneng karo aku amarga nakal ora papa nanging iling2in iki.
                        Tumbas celeng ing pak sela
                        Jarene taksih tapi kentekan
                        Kowe mung ndeleng aku kang ala
                        Nanging aku isih duwe kebecikan.
Lan siji maneh,
                        Wajik klethik gulone jowo
Tuku suket sak gendel seket
Wulune sithik barange dowo
Mlebune anget metune pliket
Entenono wae aku bakal dadi wong sing bedo saka cangkemu.
*Akhire yudha sinau sregep nganti lulus , 10 tahun kepungkur, murid2 pada reuni ing sekolahe*
Abidin : “heh kangen aku karo kowe kabeh, pada kerja ing ngendi”
Yogita : “aku ing …………………….”
Ike : “ aku ing ………………………………”
Lia : “ nek aku ing ……………………………………..”
Abidin : “ohhh Alhamdulillah awakdewe wes pada sukses, nek yudha saiki kerja apa ya”
Yudha : “Assalamualaikum”
*yudha teko  dadi wong kang sukses*


                                                                        TAMAT